Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

PERHATIAN : JOMBLO DILARANG PACARAN!

Saya itu heran sama beberapa teman yang sampai saat ini masih membujang. Tentu saja teman seangkatan maupun teman seangkutan. Eh... wortel kali diangkut-angkut :) Diatas angkatan saya tentunya. Bagaimana ndak heran, lah wong usianya saja pada di atas 30 an (Masih imut kan) tapi pada belom kawin juga.   #lemparinCangkul. Mbuehehehe... Saya dulu bercita-cita untuk kawin, eh nikah dibawah usia 30-an. Alhamdulillah seiring detak jam dinding berbunyi, kesampean juga. MERDEKAAA!!! Keheranan saya bertumpuk manakala melihat teman-teman saya itu sudah pada bekerja. Bahkan secara penghasilan, gaji mereka melebihi gaji saya. Ya bagaimana lagi, wong gaji saya di bawah UMR kok. Mbuehehehehe.... Seharusnya mereka harus lebih berani untuk menikah dibanding saya dulu. Iya nggak bro? Tapi tunggu dulu, bisa jadi mereka belum menikah karena faktor lain. Apa itu? Ya ndak tahu lah. Memang ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk menikah. Bukan sekadar duit! Bisa jadi kesiapan mental, orang tua, dan

Ngapain Ngeblog?

Eng ing ooong....... Dengan penuh keringat dan berlimbahkan air liur, akhirnya bisa ngeblog lagi ini. Mbuehehhee... Ngemeng-ngemeng kemane aje mas, kok hari  gini baru nongol? Ya biasalah lelaki sibuk. Ngurus ini ngurus itu. Ninggalin ini ninggalin itu. Nyuekin sini nyuekin situ. Pergi ke negara ini ke negara itu (bo 'ong bingit). Pokoknya ada-ada saja yang  tidak  dikerjakan. Akhirnya ya blognya zooooonk. Karena jarang ngeblog alias ngeposting di blog ini. Mbuehehehe.  #lemparSendal Kadang saya mikir, sebenarnya apa sih yang saya inginkan dengan ngeblog ini. Duit? Belum dapet banyak. Ketenaran? Belum tenar juga. Buktinya sampai saat ini belum banyak yang tahu nomor sepatu saya. Apalagi wajah imutku. Jauuuh. #tiarap Lalu (lintas) apa ya sebenarnya yang dicari dengan ngeblog seperti ini? Coba aja sampeyan bayangin. Udah cakep kek gini, dandannya rapi, belum makan siang pula, gajian tinggal sedikit, anak masih basata (bawah satu tahun brooo), kerjaan masih berjubel, eh sempat-sempatn

THANKS FOR THE MEMORIES

Aku tak tahu, apa lagi yang harus aku lakukan setelah melepasmu pergi. Dahan cemara masih basah waktu itu. Sementara dedaunan limau masih menunggui embun dengan cantiknya. Oh sungguh mengharukan. Tak terasa butiran air jernih menetes di pipi mungilku. Sekali lagi, apa yang harus aku lakukan setelah aku melepas kepergianmu? Bukit di utara sana berdiri dengan tegarnya. Ingin sekali aku menirunya. Tapi.... bisakah aku? Seperti merpati yang kehilangan satu sayapnya, begitulah gambaran jiwaku waktu itu. Perlahan namun pasti, kau bunuh sisa-sisa rindu yang terkadang masih menyapaku. Begitu kejamkah dirimu? Dan untuk kesekian kalinya, apa yang harus aku lakukan setelah melepas kepergianmu? Lukisan wanita yang berjudul "Violet" itu masih menempel di dinding kamarku. Lukisan yang kau berikan sepuluh tahun yang lalu. Lukisan yang kau buat sendiri dengan jari-jari indahmu itu. Masih ingatkah kamu? Sepasang sapu tangan dengan bordir "hati" ditengahya masih kulihat di almari pak

BACK TO CAMPUS

Bagi beberapa orang, dapat menikmati bangku kuliah adalah hal yang mudah dan biasa. Mereka yang mampu secara finansial dan kemauan tentunya, pasti dapat merasakan indahnya berburu ilmu di universitas yang mereka kehendaki. Namun tidak bagi saya. Mimpi untuk dapat mengecap ilmu di bangku kuliah baru saya dapatkan setelah delapan tahun lulus dari SMU. Itupun baru sebatas pendidikan diploma tiga (D3). Impian saya adalah kuliah sampai strata satu (S1). Tanpa mengurangi rasa syukur, saya berucap alhamdulillah atas selesainya program diploma tiga saya itu. Sebagai anak pertama, istilah orang di Banyumas sini adalah mbarep,  jujur saya merasa mempunyai beban yang lebih berat ketimbang dua adik perempuan saya. Apalagi keluarga saya bukanlah keluarga yang tergolong mampu secara finansial. Maka sekedar bermimpi untuk kuliahpun adalah ibarat pungguk merindukan bulan. Bagaimana tidak, sekedar untuk makan saja kami harus pandai-pandai mengatur uang. Apalagi kuliah. Kenapa saya ingin sekali kuliah?

KAMAR 7

Bahar masih menikam gadis cantik itu di depanku. Laksana singa yang sedang kelaparan, berkali-kali ia tusuk perut wanita pujaannya itu. Seperti kesetanan, ia tak mempedulikan lagi sekitarnya. Bahkan aku yang berada kurang lebih tiga depa dari badannya seakan tak kelihatan dimatanya yang nanar. Merah. Menyeramkan. Sungguh mengerikan! Sungguh pemandangan yang berbanding terbalik. Sejam yang lalu, Bahar, seorang lelaki muda dengan bekas sayatan silet diwajahnya, masih berbincang manis dengan wanita itu. Sepengetahuanku, mereka sudah menjalin hubungan terlarang itu semenjak tiga bulan yang lalu.  Rosmela nama wanita itu. Aku dikenalkan padanya oleh Bahar ketika aku baru saja menghirup udara kebebasanku. Di depan para sipir yang sudah berteman denganku selama empat belas tahun ini, ia memperkenalkan Rosmela sebagai kekasih barunya. Ah, Bahar, kelakuanmu masih saja sama. Suka bermain wanita. Semenjak itu, aku dan Rosmela biasa bertemu di gang itu. Gang yang berisi para mami deng

BULLY MEMBULLY............. #sedikit bicara politik

Jujur saya rada malas untuk membicarakan masalah yang bersentuhan dengan politik. Bukan berarti saya anti politik. Bukan! Saya hanya kecewa karena hakikat dari politik itu seakan hilang di negeri ini. Bagi saya, hakikat politik adalah mensejahterakan manusia dan aneka rupa kehidupan yang menyertai manusia itu sendiri. Ndak tahu menurut kalian politik itu apa. Tapi menurut saya, itulah hakikat dari politik yang sebenarnya. Politik, yang konon berasal dari bahasa luar sana ( ndak tahu bahasa mana... wkwkwkwk), menurut saya adalah sesuatu yang mulia. Ia bukan sesuatu yang kotor. Ibarat pisau, maka ia tergantung pada si pemegang pisau tersebut. Mau digunakan buat ngiris bawang, atau justeru ngiris tangan orang lain. Hiy... ngeri! Tulisan ini terinpirasi dari berbagai macam kasus yang sedang menjadi pembicaraan orang di negeri ini. Sudah cukup lama. Karena kelamaan itulah akhirnya saya menulis postingan ini. Kasus apakah itu? Kasus KPK dan POLRI. Kok tadi bilangnya berbagai macam kasus? K

SELAMAT SIANG CINTA

Selamat siang cinta..... Sama seperti hari kemarin, aku masih mengais sisa-sisa rindu yang mulai pudar termakan zaman. Entahlah, mungkin aku sudah bosan dengan ketiadaanmu yang selalu menghardik batinku. Disini, sepuluh tahun yang lalu, aku memberimu sepasang mawar merah. Sepasang mawar yang mengoyak seluruh jasadku sampai habis. Sepasang mawar yang membunuh cintaku dengan angkuhnya. Suasana taman itu masih seperti dulu. Hanya ada bougenville yang terlihat semarak dari balik gubuk ini. Sementara burung-burung manyar yang selalu bernyanyi di tepi kolam itu kini tinggal guratan semu. Tak ada lagi nyanyian merdunya. Sama seperti diriku, kehilangan kemerduan wajahmu. Aku masih disini cinta. Sekadar menatap taman dan kolam yang mulai mengering itu. Ah, mengering di musim hujan. Sungguh mencengangkan! Cinta.... Masih sama seperti dulu. Aku masih bersandar di pohon mahoni di depan gubuk ini. Seakan ada dirimu disampingku. Ah, sungguh menyakitkan! Upz, seorang anak kecil bermain balon di sampi

TAK ADA LAGI JALAN KECIL DI JALAN ITU

Masih berkisah tentang masa-masa SMA ku dulu. Hmm, entah kenapa beberapa hari ini aku terngiang masa laluku tempo dulu, especially masa-masa sewaktu masih SMA dulu. Aku beri tahu kepada kalian, dulu di depan SMA ku ada jalan yang begitu rindang. Kenapa rindang? Karena berderet pepohonan. Rapi, dari arah barat menuju ke timur. Jika kalian tinggal di Purwokerto, atau mungkin pernah menyambangi kota itu, aku yakin tak akan asing dengan nama jalan ini. Jalan Dr. Angka. Ya, di jalan Dr. Angka inilah SMA ku berada. Dulu, dari arah barat ke timur, sampai ke perempatan Rumah Sakit DKT (sekarang sudah ada juga Hotel Aston), jalan itu terbagi menjadi tiga. Satu jalan raya besar, dan dua jalan raya kecil. Seingatku, jalan raya yang berada di tengah, digunakan untuk kendaraan-kendaraan besar dan sepeda motor. Sedangkan jalan yang kecil, jalan yang berada di sisi kanan dan kiri jalan besar digunakan untuk sepeda onthel dan becak. Jalan-jalan kecil itu dibatasi oleh semacam trotoar, namun ditanami

A LETTER OF LOVE

Kasih.... apa yang kau lakukan malam ini untuk mengenangku? Membaca puisiku? atau hanya sekedar menyebut namaku di hatimu? Jadi ingat ketika masih SMA dulu. Malam menjelang pagi seperti ini, aku masih mengeja sedikit demi sedikit namamu. Sembari mendengarkan surat-surat cinta yang biasa dibacakan oleh penyiar favoritku di radio itu. Radio gaulnya anak muda masa itu. Ah, sungguh indah. Apalagi setelah pembacaan surat cinta itu selesai, biasanya langsung diputarkan lagu yang pas sekali dengan isi surat cinta itu. Oh syahdunya. Kasih... Jujur, untuk mengingat namamu saja aku susah. Bukan karena aku melupakanmu ataupun membenci setiap pertemuan yang terjadi saat ini, bukan! Bukan itu! Aku hanya ingin mengenang yang indah-indah saja. Hanya itu sebenarnya. Tapi entah mengapa ketika aku teringat wajahmu, rautan-rautan kepedihan itu muncul begitu saja. Rautan yang masih tertanam hingga sekarang. Kasih.... Itulah sebabnya aku mulai tak berdaya ketika mencoba mengeja namamu, huruf demi huruf. Ka

REAL MADRID, AKHIRNYA MALAM INI KAU DIPECUNDANGI

Malam Minggu ini tak seperti biasanya tivi di rumahku kurang ada peminatnya. Hehehe. Biasanya untuk sekedar nonton acara favoritku, aku harus nunggu para tivi junkies di rumahku ini untuk menyelesaikan hajat mereka. Ya apalagi kalau bukan menunggu acara mereka selesai. Biasanya siih pilem-pilem Indiahe. Wkwkwkwkwk. Tapi tidak malam ini. Mungkin mereka capek sehingga tivi yang biasanya mereka tonton justru sekarang kebalikannya. Tivi yang pada nonton mereka. Alhasil akupun dengan leluasa pencat-pencet remote buat nyari acara yang menurutku bagus. Wuih ada bola, sepak bola maksudku. Liga Inggris dan Liga Spanyol. Dengan antusias dan tanpa jampi-jampi mantra segera kupilih untuk menonton pertandingan sepakbola liga Spanyol. Derby Madrid. Real Madrid versus Atletico Madrid. Dengan sederet pemain bintang yang konon sangat mahal banderol mereka, ternyata sampai tulisan ini diterbitkan, Real Madrid sudah dipecundangi empat kosong (4-0) oleh Atletico. Wualah.........................   Gemana j