Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

CINDERELLA DAN SEPATU KACA(U)

Tak seperti biasanya, sehabis kondangan isteriku ngajak belanja di salah satu supermarket terkenal di Purwokerto. Tak seperti biasanya, karena kebiasaan kami setelah kondangan ya langsung pulang ke rumah, ndak ada acara-acaraan lagi. He he he. Apalagi waktu itu turun hujan.... Hmmmm, sesuatu banget :) Alhasil, dengan pakain "formil" kondangan kamipun berbelanja di supermarket tersebut. Aneh juga sih, baru kali ini kami mengenakan baju kondangan ke supermarket. Gemana gitu....... :) Sebagai lelaki yang sudah menikah, percayalah, bahwasanya menemani isteri ke supermarket adalah kebahagiaan tersendiri. Lupakan sejenak tentang dompet yang mungkin terkuras. Lupakan sejenak tentang troli- troli berat yang harus didorong. Lupakan juga kebosanan ketika isteri milih itu milih ini dengan lamanya. Kenapa? Karena banyak SPG cantik-cantik disana.... Hahahahahahhahaaa.......   #MODUS Sebenarnya saya bingung juga, baru kali ini isteriku maksa-maksa bingit untuk belanja. Mau beli apakah gera

Siapa saja berhak untuk galau, termasuk elo dan gue

Okey mas bro dan mbak sist, kali ini kita akan membicarakan masalah galau. Hmmm, kayaknya asyik nich, sore-sore ngebahas galau sambil ngopi or minum teh hijau. Sueger...... Tahukah kalian, bahwasanya salah satu kehebatan dari si galau ini, ia tak pandang siapa. Kok bisa? Ya tentu saja bisa. Karena galau tak punya mata. Kalau dia punya mata, kayaknya dia bakalan milih manusia-manusia yang kuat saja. Lho kok bisa? Ya biar si galau lekas pergi. Kalau nyemplung ame manusia  lemah, wah bisa berabad-abad baru bisa  keluar tuh dari tubuh itu. Lebay! Laiknya cinta dan banci, eh benci. Galau ini pun dapat tumbuh dan berkembang pada siapa saja. Wah kaya klinik saja ya, tumbuh dan berkembang. Mbuehehhe.... Anak-anak, ABG, anak yang bener-bener sudah gede, orang tua, orang waras, orang gila (wkwkwk), tukang becak, pegawai negeri, karyawan, pengusaha, pengamen, presiden, yang kurus, yang gemuk, yang lurus, yang bengkok, yang bulet, yang bodoh, yang pinter kerap ia kunjungi. Pokoknya galau itu ibara

Aku dan Jennifer Lopez

Semenjak perkenalanku dengan Jennifer Lopez alias Jelo, aku makin kesengsem dengan tingkah lakunya yang menggemaskan. Perkenalanku itu berlangsung ketika aku masih duduk di bangku SMA. Sungguh mengesankan bisa berkenalan dengan artis sekaliber Jelo. Ruaarrr binasa... Begitu kata iklan di tivi yang bisa mewakili isi hatiku dan isi dompetku tentunya. Mbuehehehe.... Seperti pepatah lama, witing tresna jalaran saka kulina atau dalam bahasa enggrisnya, waiting tresyen bikos of kuleyen , maka seiring berjalannya waktu, aku semakin kesengsem sama Jelo. Bagiku, walaupun dia beda agama, beda budaya, dan beda tinggi badan tentunya, namun cintaku ternyata tumbuh tak terhentikan seperti rambut yang ada di anuku, itu... di kepalaku maksudnya. Dan begitulah cinta..... Dari dulu deritanya itu-itu saja. Begitu kata siluman basi dalam film Kerak Sakit. Seperti itu juga kisah cintaku.... Walaupun aku sudah sangat mencintainya, tapi apa daya, ia tak dapat melihat wajahku yang ketampanannya tak terbantahk

Life must gogon.... eh, go on

Hampir setiap minggu bahkan hari, ada saja keluh kesah tentang hidup dan kehidupan yang konon semakin susah saja di negeri ini. Keluh kesah tersebut bukan hanya nangkring di dunia maya saja, tapi pada kehidupan nyatapun demikian, sama saja. Mulai dari mengeluh soal harga-harga kebutuhan pokok yang naik, mengeluh karena biaya hidup lainnya yang juga semakin tinggi, sampai keluhan yang berbau politikpun tercurah hampir tiap hari di ranah-ranah sosial. Sebenarnya sih keluhan itu wajar-wajar saja. Ya namanya juga manusia. Dulu ketika BBM naik, saya termasuk gerombolan keluhers. Mbuehehehe. Bagaimana ndak ngeluh, biasanya sehari cuman Rp. 15 ribu, gara-gara BBM naik, biaya bensin beserta biaya transport saya harus ikut menyesuaikan kenaikan tersebut. Padahal gaji saya waktu itu belum naik. Lha, makjleb banget mbok ?   :P Memang sih ada motivator yang bilang, bahwa harga-harga yang naik bukanlah suatu masalah. Yang penting kita bisa menaikkan pendapatan kita. Jika tidak bisa menaikkan pendap

Ternyata, hidup bahagia di zaman ini susah ya?

Semangat pagi kawan :) Sebelum aku lebih lanjut menulis postingan ini, sebelumnya jawablah pertanyaan berikut ini : Pada jam berapakah kalian pertama kali membuka gadget di pagi ini? Apa isi berita di gadget tersebut? Apa yang terlintas ketika kalian membaca informasi tersebut? Adakah pengaruhnya terhadap kalian dari informasi yang kalian dapatkan tersebut? Nah pertanyaan yang kelima sengaja tidak aku kasih nomor. Kenapa? Ya iseng saja. Mbuehehehe. Lantas, apa sih pertanyaan yang nomor 5 tersebut. Pertanyaannya sederhana. Ketika sudah mendapatkan informasi tersebut, apakah kesimpulan yang ada pada pikiran kalian (kesimpulan kalian dari informasi itu) langsung kalian tulis di media sosial? Facebook atau twittter misalnya? Hayo jawab :) Hmmm, sebenarnya mau ngomong apaan sih, kok muter-muter kayak gini. Apalagi kalau dihubungkan dengan judul postingannya. Apa hubungannya boy? He he he. Baiklah, saya cuman berharap semoga informasi pertama kali ketika kalian membuka gadget atau informasi

LASIH, SANG KEMBANG DESA

Malam semakin larut. Biduan-biduan cantik dari grup organ tunggal yang sedang meramaikan pesta pernikahan itu semakin menggairahkan. Tidak hanya suara saja yang mereka pamerkan. Keseksian gerakan tubuh dan desahan-desahan menggemaskan mereka keluarkan dengan penuh candaan. Tamu undangan dan penonton semakin malas untuk meninggalkan kemeriahan pesta itu. Sementara itu di kamar pengantin, sang pengantin pria sudah bersiap-siap menunaikan kewajibannya. Senyumnya merekah, matanya tajam seperti singa yang hendak menangkap mangsanya. Lasih, begitu nama sang mempelai wanita, masih tertegun dihadapan lelaki yang telah dengan sah menikahinya. Tidak seperti sang mempelai lelaki, perasaannya justru berseberangan dengan lelaki yang ada dihadapannya. Ah, andai dia tahu, ini bukan pertama kalinya aku merasakan keringat lelaki. Dan sebentar lagi mungkin dia tahu.  Apa yang harus aku lakukan? Apakah dia akan rela menerima keadaanku yang sesungguhnya? Atau... jangan-jangan malam ini m

TIPS KELUAR DARI GOOGLE SANDBOX

Betapa senangnya ketika blog tercinta ini keluar dari dekapan sang google sandbox. Wuih.... Mak nyozz! Dalam postingan ini saya tidak akan membahas apa itu google sandbox. Bisa kalian cari sendiri lah dengan bersurfer ria via mbah google ataupun tante yahud :) Jujur saja, setelah masuk dalam dekapan sandbox, aku jadi sering ngelongok traffic blog ini tiap harinya. Bahkan sampai sekarangpun aku masih rajin untuk melihat traffic blog. Sesuatu yang jarang saya lakukan. Ya seperti sarapan pagi lah. JARANG BOY! Hahahaha. Siapa sih yang ndak mangkel kalau masuk kedalam dekapan mbah google sandbox? Pengunjung yang tiap harinya ratusan bahkan ribuan, tiba-tiba saja menjadi hanya puluhan saja. Weh! Memang sih, bagi sebagian blogger mungkin traffic tidaklah penting. Ya karena tujuan mereka ngeblog hanya mengungkapkan isi hati maupun ide saja. Tapi bagi yang blognya digunakan untuk kepentingan entrepreneur, ya seperti saya ini, maka traffic menjadi salah satu hal yang krusial. Mbuehehehe. Singkat

WANITA MALAM DAN LELAKI-LELAKI HILANG YANG TERJUNGKAL DALAM PERADUAN

Guratan malam masih berjajar di trotoar cinta Satu persatu, wanita-wanita penjaja kenikmatan mulai terlelap dalam rencana selanjutnya Tak ada keangkuhan, tak ada kesombongan Mereka hanya berharap agar pagi tak memberi sedikit mimpi agar pagi tak sekadar pagi Begitulah mereka, senantiasa mengharap pagi Setelah malam-malam keangkuhan mereka harus tersenyum pada lelaki-lelaki riang Lelaki-lelaki hilang yang terjungkal dalam peraduan Mungkin menjemukan Tapi apalah arti menjemukan bila dibanding dengan rencana siang bukankah setiap insan perlu santapan Ah, dimanakah kau iman?

Ssstt.... Apa alat musik yang kamu sukai?

Kalau ada musik, dunia menjadi berisik. Tapi kalau tak ada musik, dunia kurang asyik. Kurang lebih begitu penyampaian wa Haji Rhoma Irama pada salah satu lagunya yang berbicara tentang musik. Untuk urusan musik, aku itu bisa dikatakan sebagai penikmat. Memang sih sedikit-sedikit bisa memainkan gitar, mulai dari kunci C,Am,Dm ke G ke C lagi. Begitu seterusnya sampai angkutan kota tiba. Mbuehehehe. Selain bisa genjrang genjreng gitar seadanya, seruling adalah salah satu alat musik yang juga sedikit bisa aku mainkan. Sedari SMP aku memainkannya. Asyik juga. Main seruling sambil ngelihat pemandangan sungai Tajum. Apalagi kalau ada yang lagi mandi dan nyeberangin sungai. Perempuan lagi :)  Hay hay hay... Jadi inget masa-masa ABG dulu ;) Nah, ketika aku bekerja, kebetulan ada organ di tempat kerjaku itu. Disana aku belajar sedikit demi sedikit. Ternyata sulit juga boy! Padahal ketika melihat Oom Purwacaraka main piano, kayaknya gampang banget tuh pianonya dimainin. Mungkin karena jariku jemp

Lapangan Cabe

Sore itu, tak seperti biasanya si Panjul mengenakan pakaian lengkap ala pemain bola. Kaos, celana, sepatu, kasut, deker ia kenakan lengkap. Tak lupa ia juga membawa bola sepak yang baru saja ia beli di pasar loak terkenal di kecamatannya. Wah, pokoknya mantap murantap dech penampilan Panjul kali ini. Kayak pemain sepak bola ternama asal negeri tetangga, Dapid Bekam ! Mbuehehehe. "Mau kemana lu njul? tumben makai pakaian renang kek gitu. Ndak salah alamat kan elu?" Baru beberapa meter Panjul keluar dari rumahnya, terdengar suara cempreng yang sudah sangat ia hafal sedari ia masih jadi orok. Siapa lagi kalau bukan suaranya si John Dhegle. Teman karibnya yang telah lama hilang. Namun seiring dengan banyaknya dupa dan mantra-mantra yang dibacakan kambing dan kucingnya, alhasil si John Dhegle berhasil pulang ke kampungnya dengan menaiki ojek monyet. Huh! " Kampret lu john! Ini bukan pakaian renang, tapi pakaian petugas penyedot tinja. Puas?" Panjul

"Permainan" Sang Mantan

Ada begitu banyak mantan di dunia ini. Mulai dari mantan petinju sampai kambing. Lho, kok kambing? Ya itu, kambing "mantan". Hadeuh, kambing jantan kaleee :P Nah, untuk mantan yang akan kita bahas disini adalah mantan pacar. Sebelum membaca lebih lanjut postingan ini, coba deh, kamu hitung berapa jumlah mantan pacar kamu yang masih tersisa. Eh, terkenang maksudku :) Okey, kita mulai penghitungannya setelah semua gajah di ragunan disunat semua oleh si bapak mantri. Mbuehehehe. Bagaimana, apakah sudah kamu hitung semua mantan pacar kamu yang masih tersisa di dunia ini. Ih, sisa. Nasi mbok :P Okey, kita lanjutkan permainannya ;) Dari mantan-mantan yang sudah kamu hitung itu : 1. Berapa dari mereka yang masih kasih perhatian ke kamu? 2. Berapa dari mereka yang sampai detik ini masih membencimu? 3. Berapa dari mereka yang sampai saat ini masih suka berhubungan, eh menghubungimu? 4. Berapa dari mereka yang masih mencintai kamu? Nah, jika sudah menjawab semua pertanyaan di atas, co

Aku, kau, dan kegilaanku

Aku masih memandang malam. Bagaimana dengan engkau duhai perempuanku? Adakah engkau sama denganku? Satu demi satu bintang mulai mengasingkan diri. Sementara mataku masih tajam menatap awan buritan. Ah, dimana kata-kataku gerangan. Sedangkan bibir ini semakin berpagutan. Liar! Sorak sorai kelelawar makin mengantarku pada kesunyian. Ah, ramai kan? Bukan! Itu hanya khayalan yang bertengger dalam jagat kegilaanku. Biar!

WAH, TERNYATA PENGHASILAN CLIENT SAYA ADA YANG TEMBUS SAMPAI RP. 20 JTPERBULANNYA!

Bismillah... Postingan malam ini, saya sedikit mengoprek materi webminar yang telah saya sampaikan dulu yang masih berhubungan dengan pekerjaan "rahasia" saya. Hehehe. Baiklah, kita mulai saja. Tapi sebelum agan-agan membaca postingan ini lebih lanjut, apa salahnya agan-agan rileks terlebih dahulu. Yang seneng ngopi, silakan nikmati kopi beserta ampas-ampasnya. Hahaha. Sedangakan yang tidak seneng ngopi, ya udah, paste saja. Mbuehehehe. Saya katakan bahwasanya pekerjaan saya rahasia karena memang saya tidak mengekspos pekerjaan online saya secara masif, baik di media sosial maupun di media yang ndak sosial, bahkan isteri sayapun tidak tahu pekerjaan saya yang satu ini. Ngetrtinya ya kalau malam suaminya di depan laptop melulu. Hehehehe. Saya rahasiakan juga karena sebagai penjual artikel saya memiliki beban moral juga kepada para client saya. Tentu saja saya merahasiakan client-client saya yang memakai jasa penulisan saya. Ya namanaya juga ghost writer... alias Setan Nu

ASAL DAN NGAWUR, MASALAH BANGSA YANG TAK KUNJUNG SELESAI

Everyday is Monday . Saya buka postingan kali ini dengan kalimat tersebut biar berasa fresh selalu. Mbuehehe. Ide postingan kali ini berasal dari sebuah pohon yang ada di depan rumah saya. Kok bisa boy? Nah, begini ceritanya..... Awas lho, ndak boleh kabur! Kalau kabur tak doain kamu jadi sopirnya montor mabur :P Hari Ahad kemarin, saya dan keponakan saya bermain bola di depan rumah saya. Ealah, ternyata ada yang nempelin promosi dalam bentuk spanduk. Promosi itu berkenaan dengan pinjaman uang yang konon bisa langsung cair seketika itu juga. Tentu saja ada syaratnya. Lha wong  "ngepe t"  saja harus ada yang ngejaga lampunya.Iya to? #kamu pernah kan? Hahahaha.... Sejujurnya saja saya tidak keberatan kepada siapapun itu yang bermaksud mempublikasikan perusahaan/usahanya di depan rumah saya. Yang saya sayangkan adalah, kenapa reklame itu harus dipaku di pohon milik keluargaku? Bukannya saya maupun keluarga saya ingin "dipuja" sedemikian rupa, saya hanya menyayangkan s

Rindu#2

Kasih, sudah sampai dimanakah engkau Sedangkan gemuruh jiwa mengamuk perlahan Rindu itu kini menjadi beban Adakah itu kau rasakan?

Rindu#1

Rindu bukanlah catatan kaki ia adalah lampiran yang dibalikkan di - depan Sudahkah engkau merasa rentan?

Seperti halnya kemarin

Seperti halnya kemarin, malam ini aku masih menunggu janjimu Janji adalah pelepasan jiwa Ia tersandar pada kukusan waktu Adakah kau tahu itu? Seperti halnya kemarin, Malam ini aku masih menghitung sisa-sisa rindu yang semakin menghujung dalam pekatnya nafas dalam bekunya swarga Seperti halnya kemarin, Rangkaian-rangkaian ucap masih kusimpan rapi dalam almari hati Sakitkah ini?

Oh, My Book.......

Pemirsa yang budiman, ceileh, kayak penyiar TVRI jaman 80- an saja nich. Pakai pemirsa yang budiman segala. :) Membuat buku adalah cita-citaku dari dulu. Sejak SMP saya sudah pengen punya buku sendiri. Ya minimal buku kumpulan puisi lah. Lha wong waktu SMP aku sudah berhasil membuat puisi satu buku tulis. Sayang sudah dituker bawang merah sama bawang putih oleh orang tua saya. Eh dulu sudah pernah aku ceritakan disini kan? Hayo, coba dech oprek-oprek lagi blogku ini. Hehehe. Namun sampai saat ini, buku yang aku idam-idamkan tersebut tak kunjung jadi juga. Entahlah, padahal kalau dihitung-hitung sudah ada lebih dari tiga bahan untuk penulisan buku saya. Bukan hanya bahan, bahkan sudah ada tulisan yang sebenarnya sudah siap terbit. Sayang, kendala dana dan beberapa kendala lainnya yang tak bisa aku ceritakan disini menjadikan bukuku belum terbit juga sampai sekarang. Huhuhu.... Akhirnya, berdasarkan ide dan analisis sendiri, aku memutuskan untuk menulis buku yang berhubungan dengan motiv

DEMONSTRASI BEBEK

Sebelum tulisan ini saya selesaikan, izinkanlah saya untuk sejenak menyeruput teh manis bikinan tangan manis dari lelaki manis yang tak suka bermanis-manis kata saja, tapi bermanis perbuatan. Itu aku!  ;) Ceritanya tadi habis blogwalking, ups, aku terdampar pada sebuah blog yang biasa aku gunakan ketika akan mencari ataupun membeli sepeda motor. Itu lho, blognya kang Iwan Banaran :) Kali ini yang menarik adalah judul postingannya yang berhubungan dengan harga bensin yang konon bisa saja sampai tembus di angka 30 ribuan perliternya. Edan kiyeh tah! Kalau benar-benar terjadi, saya ndak tahu apa yang akan terjadi sama bebek-bebek dan ayam-ayam di belakang rumah saya. Lah, kok ngomongin bebek sama ayam segala? Kalau mau ngomongin dunia binatang di blog ini, jangan diskriminasi dong. Kan masih ada binatang yang lain, buaya darat contohnya. Huh, itu sih kamu! Mbuehehehe.... Ya soalnya, kalau harga BBM nyentuh ke angka tersebut, nantinya saya sekeluarga juga akan membeli beras sedikit. Ya nam

Belajar Bersyukur Kembali

Suatu hari, gurunda yang mulia berkata kepada saya : "No, (Panggilan akrab guru saya ke saya. Namaku kan Darsono. Hehehe) sing jenengane menungsa kuwe nduwe sipat ora puas karo apa sing wis deparingna sekang Pengeran. Ora kabehan sih. Enggane dewei gunung emas sekalipun, menungsa tetep bakalan ora puas." Wah bahasa mana tuh mas? Bahasa Banyumas tuh bos. Hehehe. Jika saya terjemahkan maka artinya kurang lebih begini, "No, yang namanya manusia itu memiliki sifat atau tabiat kurang puas terhadap segala sesuatu yang telah diberikan oleh Tuhan. Tidak semuanya sih. Andaikata ia diberi gunung emas sekalipun, yang namanya manusia tetaplah tidak akan puas." Kembali saya teringat nasihat yang mulia dari guru saya tersebut. Lantas, kenapa tiba-tiba saya teringat untaian kalimat itu kembali? Kebetulan saja dalam hari-hari terakhir di minggu ini ada sedikit perubahan situasi hati pada diri saya. Ceileh, situasi hati. Korban vickinisasi mah ini. Halah! Ada dua

Upz, ternyata tukang parkir ini orang kaya

Kejadian ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu ketika saya sama sekali tidak memiliki sepeda motor. Lah kok bisa ndak punya motor mas? Suatu saat akan aku ceritakan selengkapnya di blog ini. Mudah-mudahan diberikan kemudahan dan kesempatan untuk menceritakannya. Hehehe. Kembali ke laptop! Sore itu, seperti biasa saya pulang menggunakan bus antar kota dalam provinsi. Jarak rumah yang lumayan jauh dari tempat kerja mengharuskan aku menggunakan bus sebagai sarana transportasi. Apakah hanya bus? Tentu saja tidak. Lah wong rumahku termasuk kampung. So, sebelum menggunakan bus, terlebih dahulu saya menggunakan angkutan pedesaan sebagai shuttle nya. Wuih, keren amat bahasanya. Sok Enggris lo! Mbuehehehe. Nah, pada kepulanganku saat itu, setelah turun dari bus saya menunggu angkutan pedesaan yang menuju ke kampung saya. Seperti biasa, aku harus menunggu lama. Biasanya sih setengah sampai satu jam aku menunggu angkutan tersebut datang. Disaat menunggu seperti itu, tentu saja ha